Selasa, 22 Februari 2011

MENJADI ALAT TUHAN

Pembacaan dari Kisah Para Rasul 9:13-16
Kisah Para Rasul 9 : 15 Tetapi firman Tuhan kepadanya: “Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagiKU untuk memberitakan namaKU kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel.

Menjadi alat pilihan Tuhan adalah sebuah anugerah yang tak ternilai. Latar belakang kita tidak akan mempengaruhi pilihan Tuhan. Ia memilih siapa saja yang dikehendakiNYA untuk menjadi alat di tanganNYA. Kita semua sudah mengetahui latar belakang kehidupan Paulus ketika ia masih bernama Saulus. Mungkin jika kita hidup dijaman Saulus, kita tidak akan menemukan kalimat pujian untuk setiap perbuatannya, terlalu buruk di mata masyarakat. Tetapi Tuhan sangat berkenan padanya. Ia tetap memilihnya menjadi alat di tanganNYA. Adakah yang berhak mencegah? Adakah yang berhak protes? Kadang kala kita sendiri yang protes jika Tuhan memilih kita. Kita mengajukan berbagai alasan pada Tuhan untuk menolak pembentukanNYA dalam hidup kita agar menjadi alatNYA. Sebab orang-orang yang menjadi alat Tuhan akan mengalami banyak didikan yang keras.
Kisah Para Rasul 9 : 16 Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena namaKU.
Tidak mudah bagi Paulus untuk menjadi alat Tuhan. Banyak hal harus dia lalui. Tetapi Ia tidak mengeluh, tidak protes, tidak berkecil hati. Dengan berani Paulus terus memberitakan injil Kerajaan. Banyak penderitaan bukan halangan baginya, dan bukan menjadi alasan baginya untuk mundur. Ia tetap semangat. Sebab ia tahu dalam segala hal yang ia hadapi Tuhan Yesus tetap bersamaNYA. Dan melayani Yesus adalah anugerah terbesar dalam hidupnya.

Jika saat ini kita adalah salah satu orang yang ditunjuk Tuhan untuk menjadi alatNYA. Jangan pernah menolak karena berbagai alasan. Melayani Tuhan adalah anugerah dariNYA, bukan karena kemampuan kita, bukan karena bagusnya latar belakang kehidupan kita. Atau jika ada diantara saudara kita yang dipilih Tuhan menjadi alatNYA, kita tidak berhak protes atau menghakimi oleh karena masa lalu atau kemampuannya yang terbatas. Sebab Tuhan akan memilih kepada siapa IA BERKENAN. Bukan manusia yang menentukan layak atau tidaknya seseorang melayani. Tetapi IA yang akan memilihnya. Terimalah mereka yang melayani Tuhan dengan segala keberadaannya, jangan menghakimi berdasarkan kehidupannya di masa lalu, atau berdasarkan latar belakang keluarganya. Siapalah kita semua ini, jika bukan TUHAN yang berkenan atas kita, maka kita bukaanlah apa-apa.(Amin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar