Rabu, 16 November 2011

HARI PEPERANGAN BERAKHIR

oleh : Juliana Joentak Boru Sasada "Mereka akan berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka, karena la adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja. Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia" (Wahyu 17:14). Seorang prajurit Jerman bernama Hans akan senantiasa mengingat hari Perang Dunia II berakhir baginya. Waktu itu tanggal 6 Juni 1944. Hans telah menyaksikan tahun-tahun peperangan sebagai bagian dari kebanggaan Hitler, yang tampak sebagai tentara tak terkalahkan. Tetapi sekarang ia merasa seperti seorang pria tua. Hans dan sahabat-sahabatnya sedang berada di bawah galian benteng pertahanan Jerman yang panjang, di sepanjang pesisir Pantai Normandia. Berita-berita mulai berdatangan lewat telegram. Prajurit tentara payung telah mendarat. Pesawat luncur telah tiba di sana. Kapal-kapal sedang mendekat. Di tengah kekacauan itu, Hans mendapat perintah melakukan patroli pengintaian ke arah pantai. la mengumpulkan beberapa prajurit infanteri dan bersiap hendak berangkat. Tiba-tiba sebuah tank Inggris mendekat dan mulai menembak. Setiap orang berpencar. Hans bersembunyi di semak dan kemudian mencoba kembali ke barisan Jerman, tetapi ia tertangkap oleh prajurit payung Inggris dan bergerak ke arah pantai. Ketika matahari terbit pagi berikutnya, Hans melihat sesuatu yang dengan cepat mengubah pandangannya sebagai seorang tahanan perang. Di lautan sana tampak armada penyerbu yang berjejer di kaki langit, kapal-kapal beriringan tanpa terputus. Dan di pantai Hans melihat pasukan, senjata, tank-tank, mesiu, dan kendaraan-kendaraan bongkar muat terus-menerus. Sepertinya tidak ada habisnya! Siapakah yang dapat bertahan dari serangan gencar seperti itu? Hans mengeluarkan napas tanda kelegaan, dan memberitahu dirinya bahwa ia seorang yang beruntung. Jelas, pada hari itu, 1944, hanya ada satu pihak yang menang, pihak armada Sekutu yang berdatangan ke Eropa. Apakah Anda pernah merasakan bahwa Anda adalah bagian dari satu peperangan, semacam konflik panjang dalam kehidupan pribadi Anda? Apakah Anda pernah merasa jenuh dengan penderitaan yang tampak berlanjut terus di dunia kita? Buku Wahyu menggambarkan hari penuh kemuliaan ketika tentara kemenangan Allah akan turun dari langit dan peperangan akan berakhir. Wahyu 17:14 menggambarkan kekuatan Anak Domba dengan menyatakan, "Anak Domba akan mengalahkan mereka." Wahyu 19 menambahkan, "Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguh-nya, ada seekor kuda putih; dan la yang menungganginya bernama: 'Yang Setia dan Yang Benar', la menghakimi dan berperang dengan adil" (ayat 11). Tidak ada kekuatan di bumi atau di neraka yang dapat bertahan melawan tentara Allah. Semua kekuatan jahat tidak berdaya di hadapan hadirat-Nya. Suatu hari, peperangan besar akan berakhir. Tuhan kita akan berkuasa selamanya sebagai Raja.

Secarik Kertas Di Toilet

oleh : Juliana Joentak Boru Sasada Percayakah Anda bahwa Tuhan bisa bicara melalui apapun? Seperti pengalaman hidup tentang seorang pengkhotbah dan misionaris di Vietnam yang bernama Hien. Dia adalah teman seorang pengkhotbah terkenal, Ravi Zacharias. Saat Ravi berhasil pulang dan kembali berkumpul dengan keluarganya, Hien malahan tertangkap dan menjadi tawanan perang. Dia dianiaya dan dipaksa harus mengakui bahwa Yesus tidak ada di bumi. Namun, ditengah keputus-asaannya, tiba-tiba dia menemukan secarik kertas di tempat sampah toilet, yang ketika itu dia sedang bertugas membersihkan kakus di penjara. Karena penasaran dia memperhatikan kertas itu. Isinya dalam Inggris. Bahasa yang telah ia lupakan karena dilarang untuk menggunakannya oleh tentara Vienam. Tetapi ia terus membuka kertas itu dan membersihkannya. Ternyata isi kertas itu adalah Roma 8:28 yang berbunyi demikian, "Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." Ayat itu menggema dalam hatinya dan seakan-akan Tuhan meyakinkan dia bahwa sesungguhnya Tuhan tidak pernah meninggalkan dia, sekalipun di saat-saat dia menderita di penjara. Keesokkan harinya ia minta ditugaskan untuk membersihkan toilet lagi, karena ingin mencari lembaran sobekan Alkitab lainnya. Benar saja! Ia menemukannya sobekan lainnya lagi, membersihkannya dari kotoran manusia dan mengantonginya. Di malam hari, ia merenungkankan dan iapun berbalik lagi kepada Tuhan dan mulai berdoa agar bisa terbebas dari penjara. Beberapa hari kemudian dia berhasil melarikan diri bersama banyak orang lainnya. Herannya lagi, 4 orang tentara yang tahu tentang pelarian itu dan mengejar mereka malahan ikut melarikan diri bersama dengan mereka. Mereka melarikan diri melewati laut menggunakan sebuah perahu. Kesulitan merekapun bertambah, ketika badai datang. Untungnya, 4 orang tentara yang ikut melarikan diri bersama Hien sudah berpengalaman di medan apapun. Sehingga, saat badai datang mereka berhasil menahan perahu itu untuk tidak tenggelam. Akhirnya, dengan pertolongan Tuhan yang luar biasa Hien dan para tahanan yang kabur lainnya beserta 4 orang tentara itu bisa selamat. Lalu Hienpun kembali ke San Fransisco. Dari kisah diatas membuktikan pada kita bahwa ternyata Tuhan sungguh bisa bicara melalui apapun untuk meyakinkan kita bahwa Dia masih ada untuk kita, dan kehadiranNya sungguh nyata. Dia bisa bicara melalui sebuah ayat, sebuah buku, seseorang yang kita temui, anggota keluarga kita, melalui khotbah di gereja, televisi, radio ataupun melalui sebuah lagu. Intinya apapun alatnya, Tuhan itu tidak akan tinggal diam untuk selama-lamanya ketika melihat anak-anakNya yang mencarinya. Mungkin terkadang ada saat-saat dimana kita merasa Tuhan itu diam saja, padahal kita sedang mengalami situasi yang buruk. Namun, sadar atau tidak pada saat itu yang kita butuhkan hanyalah berserah, berdiam, berdoa, bertanya dan berharap. Tuhan tidak pernah meninggalkan anak-anakNya, Dia bisa berbicara dan tidak hanya diam saja. Tuhan kita itu Tuhan yang hidup! Hanya saja, terkadang Dia bicara disaat yang kita tidak dapat menduga. Marilah mulai saat ini kita mau belajar percaya, bahwa Tuhan itu tidak diam, Dia adalah Tuhan yang bisa bicara melalui apa saja. Hanya, sediakanlah waktu untuk mendengar, ketika Dia bicara.

SEPULUH FIRMAN ALLAH

FIRMAN PERTAMA Akulah Tuhan Allahmu seru Tuhan kita. Jangan ada padamu allah lain dihadapan-Ku. FIRMAN KEDUA Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada dilangit atas,atau yang ada dibumi dibawah,atau yang ada dalam air dibawah bumi untuk disembah dan beribadah kepadanya. FIRMAN KETIGA Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan sembarangan.Sebab Tuhan akan memandang bersalah orang yang menyebut Nama-Nya dengan sembarangan. FIRMAN KEEMPAT Ingat dan Kuduskanlah hari Sabat,enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala perkerjaanmu tetapi hari yang ketujuh adalah hari Sabat Tuhan Allahmu,maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan,engkau atau anakmu laki-laki atau hambamu perempuan atau hewanmu,atau orang asing yang ada ditempat kediamanmu.Sebab enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi dan segala isinya,dan Ia berhenti pada hari ketujuh.Itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan Menguduskannya. FIRMAN KELIMA Hormatilah Ayah dan Ibumu,supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan Allah kepadamu. FIRMAN KEENAM Jangan membunuh. FIRMAN KETUJUH Jangan berzinah. FIRMAN KEDELAPAN Jangan mencuri. FIRMAN KESEMBILAN Jangan mengucap saksi dusta tentang sesamamu. FIRMAN KESEPULUH Jangan mengingini rumah sesamamu,jangan mengingini isteri sesamamu atau hambanya laki-laki,atau hambanya perempuan,atau lembunya atau keledainya,atau apapun yang di punyai sesamamu. apa yg dikatakan Allah tentang kesepuluh Firman_Nya itu ? Ia berkata,"Aku, Tuhan, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku, tetapi Aku menunjukkan Kasih Setia kepada berribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku." (Kel 20 : 5 - 6) Amen...

Memiliki Dunia tapi Kehilangan Nyawa

oleh : Faris Siagian Papagalote Ayat bacaan: Markus 8:36 "Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya." Yesus mengingatkan murid-muridNya dan tentu saja kita semua agar jangan terjebak oleh pola pikir dunia yang terus mengajarkan untuk mencari kebahagiaan lewat kemewahan dan timbunan harta, kekuasaan, tinggi status dan sebagainya. Yesus berkata "Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya." (Markus 8:36). Ya, kita bisa memperoleh seluruh dunia untuk berada dalam genggaman kita, tetapi jika itu membuat kita kehilangan kesempatan untuk selamat, ketika kita membuang hak kita untuk hidup dalam Kerajaan Allah yang kekal, apa gunanya? Sebandingkah kenikmatan sesaat dengan penderitaan kekal yang akan datang jika kita terus menghamba kepada harta? Jika ada yang berpikir bahwa uang bisa membeli kebahagiaan bahkan membeli hukum dan manusia, sebandingkah segala kepuasan yang berasal dari kejahatan itu untuk ditukarkan dengan maut, kematian yang kekal? Firman Tuhan berkata: "Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya." (1 Yohanes 2:17). Itu terjadi ribuan tahun lalu, itu masih berlangsung hingga saat ini. Dunia terus lenyap tertelan keinginannya sendiri, tetapi hanya orang-orang yang taatlah yang akan hidup kekal selamanya. ingatlah bahwa kebahagiaan dan kesejahteraan sejati sesungguhnya ada di tangan Tuhan, dan bukan tergantung dari besarnya harta kepemilikan kita, status atau kekuasaan di dunia. Semua itu tidak ada gunanya jika kita harus kehilangan keselamatan, dan sama sekali tidak sebanding dengan ganjaran yang akan kita peroleh kelak. Yesus justru menganjurkan kita agar mengumpulkan harta bukan di bumi melainkan di Surga. "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya." (Matius 6:19-20). Hiduplah sesuai panggilan dalam kasih dan ketaatan akan Tuhan... IMMANUEL.. GBU... T.T

TEKUN DALAM BERDOA

oleh : Faris Siagian Papagalote Ayat bacaan: Lukas 18:1 "Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu." Tuhan Yesus memberikan sebuah perumpamaan yang sangat menarik mengenai pentignnya sebuah ketekunan dalam berdoa seperti yang bisa kita baca dalam Lukas 18:1-8. Mengambil perumpamaan tentang seorang janda, sosok yang lemah dan sering digambarkan sebagai figur yang tertindas dan diperlakukan tidak adil di dalam Alkitab, dan seorang hakim yang lalim. Demikian bunyi ayat pembuka perikop ini. "Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu." (Lukas 18:1). Dalam kisah ini, si janda diceritakan terus memohon kepada hakim lalim agar haknya dibela. (ay 3). Sementara si hakim bukanlah orang yang takut akan Tuhan, dan sikapnya arogan dan lalim, tidak menghormati siapapun. Sesuai dengan gambaran pribadi si hakim, sudah tentu ia menolak permohonan janda ini. Tapi lihatlah janda itu tidak jemu-jemu mendatanginya dan memohon. Dengan gigih janda itu berjuang. Kegigihan menunjukkan bahwa ia masih menaruh harapan agar permohonannya dikabulkan, karena tidak ada orang yang akan gigih jika mereka tidak punya harapan sama sekali. Lalu pada akhirnya sang hakim yang lalim pun luluh dan membenarkan si janda. Dan Yesus pun berkata, "Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu!" (ay 6). Jika hakim yang lalim saja bisa luluh terhadap permohonan tidak jemu-jemu, dan pada akhirnya mau mengabulkan permintaan si janda, bagaimana mungkin Tuhan yang begitu penuh kasih setia tidak mendengarkan seruan kita? "Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?" (ay 7). Tuhan yang penuh kasih dan adil akan selalu membenarkan anak-anakNya yang siang dan malam berseru kepadaNya dengan tidak jemu-jemu! Dia akan selalu memperhatikan setiap anakNya yang terus datang dengan kerinduan dan kasih untuk berbicara dan mendengar suaraNya tanpa henti, tanpa terpengaruh hal apapun. Dia tidak akan pernah mengulur-ulur waktu untuk menolong kita, Dia tidak akan pernah berbahagia melihat kita menderita. Janji Tuhan akan selalu ditepati, itu pasti. Yang jadi masalah seringkali kita memandang hanya berdasarkan apa yang terbaik menurut kita sendiri saja, bukan kepada apa yang terbaik menurut Tuhan. "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir." (Pengkotbah 3:11). Apa yang Tuhan Yesus ajarkan lewat perumpamaan tadi begitu jelas, memberi sebuah perumpamaan untuk menegaskan, bahwa kita seharusnya selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. "Siang malam kami berdoa sungguh-sungguh, supaya kita bertemu muka dengan muka dan menambahkan apa yang masih kurang pada imanmu." (1 Tesalonika 3:10). Lihatlah bagaimana ketekunan dan kesungguhan Paulus dalam mendoakan jemaat disana. Ini menjadi gambaran sebuah kegigihan dan ketekunan dalam doa yang disertai pengharapan yang berakar pada iman yang percaya sepenuhnya pada Tuhan. Tetapi ingatlah bahwa apa yang dimaksud dengan berdoa dengan tidak jemu-jemu atau doa yang dipanjatkan terus menerus siang dan malam bukanlah berarti doa harus terus kita ulang-ulang atau bertele-tele. Ada kalanya jawaban Tuhan tidak akan segera datang. Mungkin waktunya belum tepat, mungkin Tuhan ingin menguji keteguhan dan ketekunan kita, tapi pada saatnya, Tuhan akan menolong dan memberkati kita sesuai janji-janjiNya. Adalah jauh lebih penting untuk membina hubungan karib dengan Tuhan, dan sarana untuk itu adalah melalui doa. Oleh sebab itu tetaplah bertekunlah berdoa tanpa jemu-jemu. "Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia." (Ibrani 10:23). Kegigihan atau ketekunan merupakan faktor penting yang membawa kesuksesan

Rabu, 05 Oktober 2011

Illustrasi Kehidupan

Suatu hari seorang ayah menyuruh anak-anaknya ke hutan melihat sebuah pohon pir di waktu yang berbeda.
Anak pertama disuruhnya pergi pada misim DINGIN,
Anak kedua pada musim SEMI,
Anak ketiga pada musin PANAS,
dan Anak keempat pada musim GUGUR.
Mereka menberikan pendapat kepada ayahnya :
Anak1 : pohon pir itu tampak sangat jelek dan batangnya bengkok,
Anak2 : pohon itu dipenuhi kuncuo-kuncup hijau yang menjanjikan,
Anak3 : pohon itu dipenuhi dengan bunga-bunga yang menebarkan bau yang harum,
Anak4 : ia tidak setuju dengan saudaranya, ia berkata bahwa pohon itu penuh dengan buah yang matang dan harum.
Kemudian sang ayah berkata bahwa kalian semuanya benar, hanya saja kalian melihat di waktu yang berbeda.
AYahnya berpesan : "Mulai sekarang jangan pernah menilai kehidupan hanya berdasarkan satu masa yang sulit."
Ketika kamu mengalami masa-masa sulit, segalanya terlihat tidak menjanjikan, banyak kegagalan dan kekecewaan, jangan cepat menyalahkan diri dan orang lain, bahkan berkata bahwa kamu tidak mampu, bodoh dan bernasib sial...
Ingatlah, kamu berharga dimata TUHAN, tidak ada istilah "nasib sial" bagi orang yang percaya !
Kerjakan yang menjadi bagianmu dan percayalah TUHAN akan mengerjakan bagian-Nya...
Jika kamu tidak bersabar ketika berada di musim dingin, maka kamu akan kehilangan musim semi dan musim panas yang menjanjikan harapan, dan kamu tidak akan menuai hasil dimusim gugur. Kegelapan malam tidak seterusnya bertahan, esok akan datang fajar yang mengusir kegelapan. Bersama TUHAN selalu ada pengharapan yang baru.
(Dikutip dari Buletin GMI Jemaat Betel tanggal 2 Oktober 2011)

Selasa, 07 Juni 2011

HUKUM YANG TERUTAMA

HUKUM YANG TERUTAMA

Hukum yang terutama adalah hukum “Kasih”. Buah Roh yang pertama di sebutkan juga “Kasih”. Kasih menjadi dasar/landasan bagi kita orang percaya untuk dapat berhubungan terus dengan TUHAN. Dalam Matius 22:37-39 Jawab Yesus kepadanya :”Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang ke dua, yang sama dengan itu, ialah : kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Jika bicara “Kasih” hampir semua orang beriman langsung memandang dari segi membina hubungan kasih dengan sesama saudara seiman. Hal ini memang perlu sebab ini perintah Allah. Tetapi kita harus ingat bahwa masih ada unsur penting dalam buah Roh kasih, tidak hanya mencakup hubungan dengan sesama.
Tuhan ingin kita sebagai anak-anakNYA menjadi sempurna, sama seperti Bapa yang adalah sempurna. (Mat 5:48). Sebab seorang anak harus memiliki kemiripan dengan Bapanya. Untuk dapat menjadi sempurna seperti Bapa maka setiap anak wajib membangun hubungan “Kasih” dengan Bapanya yang di sorga. Sebab dengan tegas Tuhan Yesus mengatakan, hukum yang terutama adalah Kasihilah Tuhan Allahmu......
Allah menghendaki anak-anakNYA mengenalNYA sedemikian rupa hingga dapat mengekspresikan kasih mereka kepadaNYA sebagaimana yang mereka mampu dalam hubungan yang paling intim denganNYA. Mengasihi sesama adalah perwujudan pengembangan dari pengenalan dan hubungan kasih kepada BAPA dengan intim. Jika kita dapat benar-benar mengasihi BAPA, maka tidak akan ada lagi ketakutan (1 Yoh 4:18), sebab siapa masih memiliki ketakutan berarti ia tidak sempurna di dalam kasih. Bapa sangat mengetahui bahwa roh ketakutan menjalar cepat seperti kanker dalam diri orang beriman yang tidak sempurna dalam pengembangan kasih kepada BAPA. Sebab masa ini makin jahat, banyak hal akan terjadi menimpa bumi ,masa menuju akhir. Tuhan Yesus sudah memperingatkan dalam Lukas 21:26. Dengan memiliki hubungan kasih dengan BAPA, maka kita orang beriman mampu mengatasi segala hal yang dihadapi dalam kehidupan ini.
Mari kita bina dan kembangkan dengan kesungguhan hubungan kasih dengan BAPA agar kita dapat mengenalNYA dengan benar. Dengan cara mempertajam penglihatan rohani kita untuk dapat mempelajari sifat-sifat BAPA melalui teladan hidup TUHAN YESUS. Berdoalah di dalam ROH (Yudas 20,21). Mempraktikkan kasih, agar kasih ALLAH menjadi sempurna di dalam kita (1 Yohanes 4:12). (Amin)