Senin, 31 Januari 2011

YANG TERDAHULU MENJADI YANG TERAKHIR

Lukas 13:30 Dan sesungguhnya ada orang yang terakhir yang akan menjadi orang yang terdahulu, dan ada orang yang terdahulu yang akan menjadi orang yang terakhir.

Berapa lama kita sudah hidup bersama Kristus ? Berapa banyak jalan-jalan berlembah yang kita sudah tapaki, berapa banyak jalan berbukit sudah kita daki ? Ataukah saat ini kita sedang berada pada jalan lurus dan rata ? Jalan kehidupan yang kita lalui bersamaNYA sangat berliku, berlembah, dan berbukit, terkadang IA membawa kita menapaki jalan lurus dan rata, membiarkan kita menikmati sejenak kenyamanan. Disaat harus melewati berbagai perjalanan hidup itulah sesungguhnya keindahan dan keintiman bersama Tuhan dapat kita nikmati. Sayangnya, masih ada orang yang mengukur penyertaan Tuhan hanya sebatas jalan lurus dan nyaman. Saat harus mendaki dan menuruni lembah, hati mulai meragukan DIA. Lamanya kita menjadi seorang Kristen tidak menjamin kedekatan kita bersamaNYA. Justru fokus hidup kita kepadanya yang dapat membuktikan kedekatan dan keintiman kita.
Berapa banyak dijumpai orang-orang yang mulai undur selangkah demi selangkah dari Tuhan, oleh karena keadaan. Atau masih ada yang menempatkan diri sebagai orang yang paling berjasa dalam melayani Tuhan .Ada juga yang sudah menjadi suam, Selain itu masih ada pula yang salah memandang arti kedekatan dengan DIA dari berapa lama menjadi Kristen. Menganggap sudah sangat rohani, sudah hafal ayat-ayat Firman Tuhan dalam Alkitab,hingga merasa hidup sudah benar dan tanpa dosa, kekristenan hanya di jalankan sebatas kebiasaan dan kegiatan agamawi belaka. Namun ada orang-orang yang sungguh-sungguh merindukan, mencintai, dan setia pada Tuhan, dalam kondisi apapun dia dapat menikmati kebersamaannya dengan Tuhan. Meskipun ia baru mulai bertobat setelah ia dewaasa, atau mengenal Tuhan ketika mengalami sebuah peristiwa tertentu, tetapi kesetiaan dan cintanya tidak diragukan.
Tuhan tidak menilai berapa lamanya kita menjadi kristen, atau berapa pandainya kita belajar Theologi, serta berapa banyak pelayanan yang kita kerjakan. Yang IA pandang adalah kesungguhan hati yang terus mengarah kepadaNYA, kesungguhan hati mengasihi sesama bukan karena ingin mendapat pujian atau upah, kesungguhan hati mencintai DIA tanpa pamrih, hingga tidak menjadikan TUHAN sebagai “Kantong doraemon” yang selalu bisa memenuhi keinginan. Jadi jangan merasa kita sudah lebih dahulu dan lebih lama menjadi Kristen lalu merasa pasti diistimewakan, justru yang datang belakangan,yang merasakan kebersamaa dan pengalaman pribadi bersama TUHAN, yang mengenal Tuhan belakangan, yang bekerja di ladang Tuhan belakangan, dapat menjadi yang terdahulu. Di mana hati mereka masih fresh dan serius mengarah pada TUHAN dengan tulus.
Hati-hati.. Jangan kita menjadi yang terkemudian, oleh karena merasa kita yang terdahulu. (Amin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar